Kemungkinan besar yang membaca artikel ini adalah kader-kader PKS. Maka dalam kesempatan yang berbahagia ini saya ingin menceritakan ulang pesan mentor saya tentang sikap-sikap yang harus kita hindari.
Merasa Paling
Pertama, barangkali ada diantara kita yang merasa paling benar, dan menganggap orang lain salah. Sikap tersebut merupakan sikap yang tidak adil. Menurut saya merasa benar itu boleh-boleh saja, harus malah, artinya kita yakin terhadap apa yang kita usung. Tapi merasa pilihan kita paling benar, dan orang lain salah itu tidak bijak, bestie.
Ekslusif
Kedua, bassically karena merasa paling benar, maka kita enggan berteman dengan kelompok lain. Sebab kita merasa kelompok lain yang berbeda dengan kita itu buruk. Entah karena perbedaan pandangan politik, perbedaan agama, atau karena perbedaan jalan perjuangan.
Sumbu Pendek
Ketiga, DNA oposisi yang kuat kadang-kadang menjerumuskan kita menjadi orang-orang yang bersumbu pendek. Gampang meledak. Secara sporadis membagikan informasi yang isinya menjatuhkan pemerintahan atau lawan politik. Padahal kita belum mengkaji dengan benar tentang isu tersebut. Bahkan referensi medianya juga tidak dilihat, apakah itu media abal-abal atau bukan. Penulisnya jelas gak? Sumbernya valid gak?
Bestie, sebagai orang-orang yang ingin memimpin Negara, hendaknya kita tidak melakukan apa yang saya sebutkan di atas. Mengapa?
Pertama: Kebenaran dalam Politik
Pada dasarnya kebenaran itu tidak dapat dikooptasi oleh hanya sebagian kelompok saja. Tentu saja saya tidak sedang membahas soal aqidah. Yang sedang saya bahas adalah tentang sikap dan pandangan hidup kita dalam berbangsa dan benegara. Bahkan dalam hal syariat pun kita mengenal adanya perbedaan pandangan diantara para ulama. Apalagi soal lain, perbedaan itu biasa-biasa saja. Boleh jadi dalam satu waktu orang lain benar dan kita salah, juga sebaliknya. Namanya juga sedang melakukan ijtihad gerakan.
Kedua: Kolaborasi
Untuk membangun Negara ini tidak bisa dilakukan oleh kita sendirian. Tolong dicatat paling tebal bagian ini. Sehingga kita perlu berkolaborasi dengan pihak-pihak lain untuk bersama-sama membangun negeri ini menjadi negeri yang adil makmur. Bagaimana akan berkolaborasi kalau kita masih berfikir sempit tentang perbedaan? Bagaimana mau diterima oleh pihak lain, kalau kita merasa benar sendirian?
Ketiga: Respon Terhadap Masalah
Kualitas diri kita dapat dilihat dari respon kita terhadap masalah. Publik akan menilai, apakah kita layak memimpin Negara kalau kita terbiasa menjadi orang bersumbu pendek? No, saya tidak sedang menahan emosi anda terhadap sebuah kebijakan pemerintah yang memang layak dikritisi. Saya ingin mengajak untuk belajar bijak dan adil bersama-sama. Hendaknya jika mendengar kabar apapun dipelajari dulu isunya dengan benar, dikaji dulu, dicek dulu informasinya valid atau tidak. Jangan asal meledak gitu lho ya. Jangan asal share-share.
PKS telah membawa udara segar bagi bangsa ini. Bahwa masih ada harapan Indonesia ke depan lebih cerah. Masyarakat hari ini sedang menantikan kiprah PKS memimpin negeri, setelah mereka jenuh dipimpin oleh partai penguasa dua periode terakhir ini. Masyarakat percaya bahwa PKS mampu membawa Indonesia lebih baik. Jagalah kepercayaan masyarakat itu dengan menyiapkan diri kita sebagai kader-kader partai yang berkualitas. Yang siap berkolaborasi, yang siap membangun negeri ini bersama rakyat.
Imam Maulana
Sourece : blog.pks.id
0 Komentar