Ketua DPD PKS Kota Serang, Ihyauddin: 'Kepemimpinan Itu Seni dan Latihan Diri'



Serang (21/10/2025) — Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Serang, Ihyauddin, menerima kunjungan sekelompok mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Kota Serang. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kegiatan penelitian mahasiswa tentang nilai-nilai dan gaya kepemimpinan di ranah politik.

Dalam suasana santai dan hangat, Ihyauddin menjawab berbagai pertanyaan seputar motivasi, tantangan, dan strategi kepemimpinan yang diterapkannya dalam memimpin partai politik di tingkat daerah.


Tanya: Apa yang makna dan motivasi kepemimpinan Bapak?

Jawab: Kepemimpinan itu seni, dan dia melekat pada setiap diri manusia. Hanya saja, skala kepemimpinan orang berbeda-beda. Bagi saya, memimpin juga berarti melatih dan membentuk diri.

Saya lahir dan dibesarkan oleh ayah yang juga seorang aktivis, mungkin ada sisi genetik juga di situ. Kenapa memilih memimpin di ranah politik? Karena politik memiliki dampak yang sangat besar. Politik bisa menjadi alat untuk melipatgandakan kebaikan.



Tanya: Nilai-nilai kepemimpinan apa yang Bapak pegang?

Jawab: Ada tiga nilai yang saya pegang:

1. Kejujuran pada diri dan orang lain. Pemimpin harus mengenal dirinya, kemampuan dan kelemahannya, agar bisa bercermin dan berkembang.

2. Menjaga kapabilitas. Pemimpin harus punya kapasitas dan terus belajar. Tidak ada kata berhenti belajar dalam kamus seorang pemimpin.

3. Nilai kepedulian. Sebagaimana nilai yang diajarkan PKS: bersih, peduli, profesional, dan negarawan.

Tanya: Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan di DPD PKS Kota Serang?

Jawab: Secara kelembagaan, PKS memiliki DPTD (Dewan Pimpinan Tingkat Daerah), dan struktur yang terdiri dari MPD, DPD, dan DED — semacam trias politika di internal partai.

Namun secara personal, saya menerapkan gaya kepemimpinan yang egaliter. Kami terbuka terhadap masukan dan kritik dalam koridor organisasi, sambil tetap menggunakan otoritas kepemimpinan secara proporsional.



Tanya: Apa tantangan terbesar dalam memimpin partai politik?

Jawab: Dari pengalaman para pemimpin sebelumnya, saya melihat dua tantangan utama:

1. Menjawab harapan masyarakat. Tuntutan masyarakat sangat besar. Tantangannya bagaimana PKS bisa hadir di tengah masyarakat, bukan hanya saat pemilu. Dan itu sudah dilakukan PKS yang secara aktif turun ke masyarakat untuk membantu saat terjadi bencana, bantuan advokasi, dan lainnya.

2. Pengelolaan SDM. Baik internal maupun eksternal. Bagaimana menjaga semangat, komunikasi, dan momentum agar partai tetap solid dan adaptif.


Tanya: Sebagian masyarakat masih memandang negatif dunia politik. Tanggapan Bapak?

Jawab: Kita tidak bisa mengontrol stigma negatif, tapi kita bisa menunjukkan kerja nyata. 

PKS berpegang pada empat nilai utama: bersih, peduli, profesional, dan negarawan. Kami fokus menjalankan nilai-nilai ini, berpikir jangka panjang, dan memperjuangkan hak-hak masyarakat secara berkelanjutan. Dengan begitu kami berharap politik tidak lagi dianggap sesuatu yang negatif. Karena bagi PKS, politik adalah salah satu alat untuk menebar manfaat dan melipatgandakan kebaikan.



Tanya: Bagaimana strategi PKS dalam mengkader anak muda berintegritas dan berjiwa kepemimpinan?

Jawab: Anak muda adalah tanggung jawab kita bersama. Mereka punya tiga peran penting: sebagai penerus kepemimpinan, kontributor pembangunan, dan penentu kemenangan di masa depan. 


PKS saat ini sangat konsen membina generasi muda agar unggul dan berintegritas. Kami punya Bidang Kepemudaan dan Unit Pembinaan Anggota yang menangani anak muda secara khusus. Selain itu, kami juga memiliki sekolah kepemimpinan untuk mencetak generasi yang siap berperan di masyarakat dan dunia politik.


Tanya: Pelajaran penting apa yang ingin Bapak sampaikan untuk generasi muda?

Jawab: Pertama, nikmati proses. Segala hal besar berawal dari proses yang panjang. 

Kedua, miliki dorongan untuk berkontribusi bagi masyarakat. Setiap langkah harus punya orientasi dampak.


Ketiga, saya pribadi punya tiga cita-cita: menjadi pengajar, beraktivitas di dunia politik, dan memiliki usaha. Semua cita-cita itu bertujuan agar hidup saya memberi manfaat bagi banyak orang. Semoga generasi muda juga memiliki semangat berkontribusi dari ranah apapun yang mereka geluti.



Terakhir, saya ingin menyampaikan pesan kepada mahasiswa: Miliki tujuan yang jelas, bangun kapasitas diri, dan beranilah menjalani proses.

Posting Komentar

0 Komentar